DEUS MEUS ET OMNIA OLEH SDRI Veronica Partini VicaNdayu


Veronica Partini VicaNdayu
menulis untuk kita








**Saudara dan Saudariku terkasih, "Deus Meus et Omnia" ("My God and my All" = "Tuhanku dan segalanya bagiku") adalah kalimat yang akan membuat jiwa seluruh keluarga besar Fransiskan dan juga umat beriman tertuju kepada Santo Fransiskus dari Assisi. Seruan yang dihayati sebagai pedoman hidup ini tercermin dari waktu yang begitu banyak digunakan agar sungguh dekat dan menyatu dengan Tuhan melalui doa. Kerapkali sepanjang malam dia berada di depan altar dalam kekhusukan dan kerendahan hati sehingga mengharukan siapa saja yang berhenti menyaksikan kesetiaanya kepada Tuhan. Dalam perjalanan-perjalanan apostoliknya, Santo Fransiskus dari Assisi selalu membawa atau mencari sapu untuk membersihkan gereja-gereja yang ia dapati kotor. Setelah berkhotbah kepada orang banyak, dia selalu berbicara kepada para klerus di kota itu agar peduli pada kepantasan rumah Tuhan.

**Saudara dan Saudariku terkasih, "Deus Meus et Omnia" ("My God and my All" = "Tuhanku dan segalanya bagiku") adalah kalimat yang akan membuat jiwa seluruh keluarga besar Fransiskan dan juga umat beriman tertuju kepada Santo Fransiskus dari Assisi. Seruan yang dihayati sebagai pedoman hidup ini tercermin dari waktu yang begitu banyak digunakan agar sungguh dekat dan menyatu dengan Tuhan melalui doa. Kerapkali sepanjang malam dia berada di depan altar dalam kekhusukan dan kerendahan hati sehingga mengharukan siapa saja yang berhenti menyaksikan kesetiaanya kepada Tuhan. Dalam perjalanan-perjalanan apostoliknya, Santo Fransiskus dari Assisi selalu membawa atau mencari sapu untuk membersihkan gereja-gereja yang ia dapati kotor. Setelah berkhotbah kepada orang banyak, dia selalu berbicara kepada para klerus di kota itu agar peduli pada kepantasan rumah Tuhan.

"Tuhanku" adalah seruan yang membangkitkan kesadaran manusia bahwa Tuhan begitu dekat dan Dia milik kita. Tuhan sangat dekat ketimbang sanak keluarga karena tak ada seorang pun yang sungguh-sungguh dapat menjadi milik kita. Manusia tidak bisa memiliki keluarga sepenuhnya dan hanya bisa memberi perhatian. Mereka yang disayangi satu per satu akan mati untuk menghadap Tuhan. Mereka bukan milik kita. Tetapi, Tuhan adalah milik kita sehingga kita tidak pernah bisa kehilangan dan terpisah dari Tuhan sekalipun saudari kematian menjemput. Tuhan ada di dalam kita dan kita di dalam Tuhan.

"Segalanya bagiku" adalah pengingat bahwa Tuhan adalah segala sesuatu yang kita butuhkan. Tuhan penuh kelimpahan dan tak terbatas belas kasihan-Nya. Sempurna. Tak ada yang kurang di dalam Tuhan. Sementara segala sesuatu di dunia ini datang dan pergi, tetapi Tuhan tetap ada dan terus mencurahkan berkat karunia-Nya setiap waktu. Dia adalah Napas kita. Tanpa Dia, meski untuk sejenak sekalipun, kita akan binasa karena Allah adalah Kebenaran Hidup. Kalau Allah tidak ada di dalam kita maka hidup kita adalah dusta. Kita hanya jadi pemimpi. Hanya di dalam Allah kita baru bisa benar-benar hidup.

Mari kita semua bersama Santo Fransiskus dari Assisi berdoa di dalam hati: "Tuhanku dan Segalanya bagiku". Amin.**
"Tuhanku" adalah seruan yang membangkitkan kesadaran manusia bahwa Tuhan begitu dekat dan Dia milik kita. Tuhan sangat dekat ketimbang sanak keluarga karena tak ada seorang pun yang sungguh-sungguh dapat menjadi milik kita. Manusia tidak bisa memiliki keluarga sepenuhnya dan hanya bisa memberi perhatian. Mereka yang disayangi satu per satu akan mati untuk menghadap Tuhan. Mereka bukan milik kita. Tetapi, Tuhan adalah milik kita sehingga kita tidak pernah bisa kehilangan dan terpisah dari Tuhan sekalipun saudari kematian menjemput. Tuhan ada di dalam kita dan kita di dalam Tuhan.

"Segalanya bagiku" adalah pengingat bahwa Tuhan adalah segala sesuatu yang kita butuhkan. Tuhan penuh kelimpahan dan tak terbatas belas kasihan-Nya. Sempurna. Tak ada yang kurang di dalam Tuhan. Sementara segala sesuatu di dunia ini datang dan pergi, tetapi Tuhan tetap ada dan terus mencurahkan berkat karunia-Nya setiap waktu. Dia adalah Napas kita. Tanpa Dia, meski untuk sejenak sekalipun, kita akan binasa karena Allah adalah Kebenaran Hidup. Kalau Allah tidak ada di dalam kita maka hidup kita adalah dusta. Kita hanya jadi pemimpi. Hanya di dalam Allah kita baru bisa benar-benar hidup.

Mari kita semua bersama Santo Fransiskus dari Assisi berdoa di dalam hati: "Tuhanku dan Segalanya bagiku". Amin.**

**Saudara dan Saudariku terkasih, "Deus Meus et Omnia" ("My God and my All" = "Tuhanku dan segalanya bagiku") adalah kalimat yang akan membuat jiwa seluruh keluarga besar Fransiskan dan juga umat beriman tertuju kepada Santo Fransiskus dari Assisi. Seruan yang dihayati sebagai pedoman hidup ini tercermin dari waktu yang begitu banyak digunakan agar sungguh dekat dan menyatu dengan Tuhan melalui doa. Kerapkali sepanjang malam dia berada di depan altar dalam kekhusukan dan kerendahan hati sehingga mengharukan siapa saja yang berhenti menyaksikan kesetiaanya kepada Tuhan. Dalam perjalanan-perjalanan apostoliknya, Santo Fransiskus dari Assisi selalu membawa atau mencari sapu untuk membersihkan gereja-gereja yang ia dapati kotor. Setelah berkhotbah kepada orang banyak, dia selalu berbicara kepada para klerus di kota itu agar peduli pada kepantasan rumah Tuhan.

"Tuhanku" adalah seruan yang membangkitkan kesadaran manusia bahwa Tuhan begitu dekat dan Dia milik kita. Tuhan sangat dekat ketimbang sanak keluarga karena tak ada seorang pun yang sungguh-sungguh dapat menjadi milik kita. Manusia tidak bisa memiliki keluarga sepenuhnya dan hanya bisa memberi perhatian. Mereka yang disayangi satu per satu akan mati untuk menghadap Tuhan. Mereka bukan milik kita. Tetapi, Tuhan adalah milik kita sehingga kita tidak pernah bisa kehilangan dan terpisah dari Tuhan sekalipun saudari kematian menjemput. Tuhan ada di dalam kita dan kita di dalam Tuhan.

"Segalanya bagiku" adalah pengingat bahwa Tuhan adalah segala sesuatu yang kita butuhkan. Tuhan penuh kelimpahan dan tak terbatas belas kasihan-Nya. Sempurna. Tak ada yang kurang di dalam Tuhan. Sementara segala sesuatu di dunia ini datang dan pergi, tetapi Tuhan tetap ada dan terus mencurahkan berkat karunia-Nya setiap waktu. Dia adalah Napas kita. Tanpa Dia, meski untuk sejenak sekalipun, kita akan binasa karena Allah adalah Kebenaran Hidup. Kalau Allah tidak ada di dalam kita maka hidup kita adalah dusta. Kita hanya jadi pemimpi. Hanya di dalam Allah kita baru bisa benar-benar hidup.

Mari kita semua bersama Santo Fransiskus dari Assisi berdoa di dalam hati: "Tuhanku dan Segalanya bagiku". Amin.**


SALAM MARIA MP4


TUHAN JESUS
KOOR LINGK ST KLARA PAROKI CIPANAS
KENANGAN THN 1997








Komentar

Postingan populer dari blog ini

The TAIZE COMMUNITY FOTO ALBUM AND MP4

ASAL-USUL JUBAH BHIKKHU - PENCAPAIAN TERTINGGI