ANEH TPI NYATA DAN VIDEO NASIHAT INJIL

                   
                                    ANEH TAPI NYATA
Kisah pelayanan kematian Paroki Cipanas.
Suatu ketika pada awal bulan Juni 2015, hp berdering pada jam 18.40 untuk mendengar berita duka, yang harus saya layani, bersama team, kami segera berangkat menuju salah sebuah hotel yang cukup tua, yang dibuka sejak zaman Belanda, didekat gereja Paroki Cipanas, (kira2 200meter dari  gereja Paroki, disebelah hotel Palace). yang baru dipanggil Tuhan adalah pemilik dari hotel tua tersebut. Di hotel tersebut telah banyak yang ngelayat, termasuk dari Yon Armed 5 dan polisi, kerena almarhum akrab dengan mereka, bahkan sebagai guru pemain bola dari tim bola Armed Yon 5. Sebagaimana biasa kami melayani sang jenazah yang mulai kaku,karena jam kematian tidak diketahui,serta menanti keluarganya. Sambil menanti keluarga kami melayani jenazah dari memandikan hingga dipakaikan pakaian dan jasnya.
Rencana keluarga almarhum akan disemayamkan di rumah duka Sinar Kasih Bogor, dalam perjalanan menuju Cipanas keluarga telah menghubungi rumah duka di Bogor. dan kamipun menghubungi rumah sakit Cimacan agar jenazah di fomalin, karena rencana akan di semayamkan 3 hari. dan kamipun menghubungi rumah sakit Cimacan untuk ambulans untuk membawa jenazah ke Bogor.
Setelah selesai di formalin, maka siap untuk berangkat ke Bogor, dan sebelum berangkat, saya berdoa dulu bagi almarhum, dan bagi perjalanan menuju Bogor,agar selamat dan tak ada gangguan apa-apa. Inilah awal yang baru saya alami: ketika tengah berdoa, leher dan kening saya ada yang mengusap rasanya dingin sekali, dan tangan sayapun dalam sikap doa digenggamnya, bukan main dinginnya, dan tentunya doa pun saya kebut (percepat) karena ketakutan mulai menjalar alamku.
Setelah berdoa yang saya kebut, entah Tuhan terima atau tidak, saya tidak tahu, dan salah satu team ku juga sudah mulai ciut dan curiga ada apa yah, si om kematian doanya dikebut,dan muka rada pucat katanya, dan kami siap bawa jenazah menuju mobil ambulans, yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya, kira2 30 meter, saya dan seorang teamku (yang  seorang team ku tidak mau ikut gotong jenazah, karena melihat saya tadi ada kelainan dalam doa yang saya langsung kebut) ditambah 2 orang dari rumah sakit yang membawa jenazah jadi 4 orang dengan velbet dari rumah sakit, Kira2 10 meter lagi mau sampai ambulans tiba-tiba jenazah makin berat, sayapun spontan berteriak: "Napa nih jenazah makin berat?" setelah berteriak, bukannya makin ringan, malah makin berat, kami yang bawa jenazahpun mulai ketakutan, dan saya pun berteriak lagi kepada Armed: "Pak bantuin dong pak, berat, yeuh" dan kami pun dibantu oleh 4 orang prajurit Armed yang badannya tegap2. Sampai di ambulans kami siap mendorongnya memasukan jenazahnya, dan velbetnyapun ada rodanya,pasti gampang pikirku, tapi ketika kami mendorong kedalam ambulans,hanya bisa masuk 2 roda velbet yang bagian depan, lalu tertahan, sampai dua kali kami mendorongnya tetap tidak mau masuk, lalu saya ambil posisi ditengah yang mendorong, ayuh kita dorong sekali lagi dan ikuti aba-aba saya, 1....2....3.....saya berteriak: "Dalam Nama Jesus....Dorong! baru masuk jenazahnya ke ambulans. Setelah siap berangkat, keluarga sudah masuk mobil masing-masing, dan mobil ambulans siap distrter, tapi mobil ambulans tidak mau distarter, bahkan berkali-kali, hingga saya mengambil keputusan dorong aja ambulansnya, 8 prajurit Armed dan 2 polisi mendorong mobil ambulans sampai ke sisi jalan raya, mobil ambulans tidak bisa didorong lagi, walaupun ditambah saya dan Armed,ambulans tidak mau jalan. Saya pikir mobil ambulans nya rusak,kami minta kirim lagi ambulans dari RS Cimacan, selama menunggu ambulans lain, sopir ambulans kotok katik mobilnya, sayapun berpesan jangan di kotak katik mobilnya, saya menyuruh salah satu keluarganya agar merundingkan supaya jenazah jangan dibawa ke Bogor, mungkin almarhum mau di hotelnya saja, setelah keluarga berunding, akhirnya jenazah akan disemayamkan di aula hotel, maka ambulans yang tadi ngadat saya suruh starter, dan mudah sekali, lalu saya suruh mundur, dan mudah sekali tanpa hambatan.
Waktu mengeluarkan jenazah dari ambulans mudah sekali, dan ringan pula.
Malam itupun kami memasukan jenazah dalam peti mati, dan berdoa sejenak yang saya pimpin, dan doanyapun tidak saya kebut, santai saja, tanpa ada yang mengusap leher dan tangan, tangan sayapun hangat waktu berdoa, padahal doa spontan yangkeluar dari hati sanubari yang terdalam.
Malam itupun kami berjaga sampai pagi, karena peti mati belum di tutup. Sekitar jam 03 lebih terlihat samar- samar sang almarhum berjalan menuju saya sambil tersenyum dan mengangguk 1x, setelah itu hilang, entah apa maksudnya, tidak pernah saya pikirkan, sampai menulis kisah ini.
Peristiwa diatas ini tersebar di RS Cimacan, dan sekitarnya, kerena sopir dan team RS Cimacan bercerita tentang ketakutan yang baru dialaminya.

Melalui peristiwa ini, kita harus peka dalam melayani kematiankeluarga kita, dari peristiwa ini berarti almarhum tidak mau di bawa ke rumah duka, ia ingin disemayamkan di rumahnya sendiri.


 
               




Komentar

Postingan populer dari blog ini

MISA SYUKUR INKULTURASI SUNDA CIGUGUR

The TAIZE COMMUNITY FOTO ALBUM AND MP4