PELAYANAN YANG MENYEMBUHKAN DAN TAWIS ASIH GUSTI JESUS
Pelayanan yang menyembuhkan
Suatu
ketika, mungkin kita akan mengalami rasa malas atau enggan,untuk melayani sesama
kita, atau umat Nya, atau bagi umat kita yang membutuhkan pertolongan kita.
Karena mungkin ada kesibukan kita seperti:
kesibukan kita urusan penting yang tidak bisa ditinggal, urusan pribadi
yang sangat mendesak, atau kesibukan guna mengisi kocek kita, atau mungkin
karena sakit dan badan kurang fit. Kita jadi enggan dan malas atau tidak peduli atas pelayanan bagi sesama
kita. Pelayanan yang menyembuhkan adalah pengalaman dari hamba yang hina ini,
dalam satu pelayanan, yang tak terduga:
Sejak
Jumat Agung 2016, kira-kira jam 22.00 lebih, aku diterjang demam yang tinggi,
Hari Senennya datang lagi badai flu yang berat, hari Rabu nya baru saya bisa ke
dokter di Puskesmas Cipendawa Pacet, namun penyakitnya tak kunjung sembuh, 6
hari kemudian demamnya mulai hilang,
namun flu beratnya masih betah hinggap di tubuhku,. Dan ternyata setelah di
rontgen, paru-paruku sebelah kiri ada peradangan, smpai hamper 2 minggu aku
harus melawan sakit ini, terutama bila batuk-batuk. Menjelang sembuh dari flu
berat, dihajar lagi perutku yang tiba-tiba bertingkah, dokter Puskemas memberi
obat mag, namun perutku makin bertingkah bahkan kian menjadi sakitnya. Rupanya
aku bukan sakit dimagnya, dan obat mag tentunya saya buang.
Hingga
pada suatu hari jam 18. 20, HP jadulku berdering dari bpk Wahyudi yang dirumah
sakit Cimacan, memberi kabar bahwa bpk Frans Friady dalam keadaan kristis, 10
menit kemudian bpk Ason menelponku bahwa bpk Frans telah dipanggil Tuhan,
sebenarnya aku sangat sedih, karena bpk Frans sangat baik pada hamba yang hina
ini, tapi itulah yang harus kita hadapi, pasrah dalam kepergian seseorang. Dan aku harus segera meninggalkan tempat
tidurku, guna melayani keluarga yang berduka cita, dan mengurus jenazah
sebagaimana mestinya. Awalnya aku enggan dan malas untuk pergi melayani,
istriku dan Mario juga tidak mengizinkan aku berangkat, karena untuk berjalan
saja rada susah, tapi aku tetap memaksakan diri untuk melayani mereka yang
berduka, demi Kristus, dan luluh juga hati istri dan anakku. Aku diantar oleh
istriku sambil di papah. Karena tidak
tahan sakitnya kami istirahat di pos ronda, dalam keadaan demikian, terucap
seulas doa dari lubuk hatiku yang terdalam: “Jesus tahukah Engkau, aku mau
melayani Engkau? Melalui duka umat Mu!” Tiba-tiba ada suatu kekuatan baru yang
mengalir di badanku, sakitnya mulai berkurang, dan jalanpun tidak perlu dipapah
lagi. Ketika bertemu dengan bpk Tumijan, istriku saya suruh pulang. Dan kamipun
sama-sama menuju RSUD Cimacan, hingga jauh malam kami melayani keluarga yang
berduka. Keesokan harinya saya mengurus tanah pemakaman dan surat izin
pemakaman untuk bpk Frans di Paragajen. Ketika asyik tiduran diatas makam yang
teduh, HP jadulku berdering dari bpk
Alek Eko, dengan suara terbata-bata dalam satu kesedihan, memberitakan bahwa
Kevin telah dipanggil Tuhan. Memang pada pagi hari saya sudah mengirim sms
untuk umat paroki,guna memohon doa bagi Kevin yang lagi kristis. Jiwaku jadi
galau, ada kedukaan, ada sakit di perutku, ada kesibukan yang bertambah. Aku
hanya bisa berucap: “Jesus ku tolonglah aku, tahukah Engkau kalau aku sakit dan
sedih?” Aku tidak perlu jawaban dari Jesus, karena Dia tahu segalanya. Aku
segera ke Sindanglaya, bpk Tumijan saya suruh tunggu di rumah keluarga bpk
Frans alm. Lalu aku ke Sindanglaya terus menuju RSUD Cianjur, langsung keruang
jenazah. Ketika melihat Kevin terbaring kaku, jiwaku menangis, nyatanya, ada
yang lebih parah sakitnya. Sebagaimana biasanya, kami team PSE mengurus peti
mati dan sebagainya bagi keperluan Kevin . Selama perjalanan ke Sindanglaya, di
mobil ambulans aku duduk di samping peti mati Kevin, serta menyisipkan doa bagi
Kevin, dengan penuh keharuan. Terasa perutku yang sakitnya luar biasa,
perlahan-lahan mulai sirna. “Terima kasih ya Jesus ku, Kau jawab doaku”
disertai air mata yang jebol dari bendungannya. Keesokam harinya, hamba yang
tak layak ini, medapat semangat baru, guna mengurus pemakaman bpk Frans, dan
nanda Kevin. Selamat Jalan bpk Frans
Friady. Selamat jalan nanda Andreas Kevin Saputra. RIP - DAMAI DALAM TUHAN
Peristiwa
ini akan menjadi peringatan bagi diriku hamba yang hina ini, untuk tetap mau
melayani Engkau Ya Tuhan ku, melalui sesama kami, terutama bila ada kedukaan,
seperti yang Kau kehendaki. Perkenankanlah kiranya, ya Tuhan ku. TUHAN BERKATI BAGI KITA SEMUA.
Komentar
Posting Komentar